Minggu, 15 Juni 2008


AGENDA TEMU AKTIVIS


Minggu Depan, 4000 Aktivis Kumpul di Tugu Proklamasi

Minggu, 15 Juni 2008 | 13:42 WIB

JAKARTA, MINGGU - Aktivis seluruh Indonesia mengubah strategi dalam berperang melawan pemerintah yang dianggap telah mengeluarkan kebijakan yang menyengsarakan rakyat. Mereka tidak akan berperang secara sporadis lagi, tapi mereka akan bersatu untuk memerangi kebijakan pemerintah yang tak berpihak kepada rakyat miskin. Hal ini terealisasikan dalam acara temu aktivis lintas generasi (Tali Generasi) di Tugu Proklamasi Jakarta, pada 23-25 Juni 2008. Dalam kesempatan itu, sekitar 4000 aktivis akan berdiskusi untuk mengambil sikap atas kebijakan pemerintah, khususnya dalam menaikkan harga bahan bakar minyak. "Tidak hanya itu, mereka juga akan mengajak basis massa dari seluruh Indonesia, antara lain Jakarta, Bogor, Cirebon, Cianjur, Bandung, Jogja, Surabaya, Malang, Jambi, dan Makasar. Kami, dalam kesempatan itu, juga akan mengundang seluruh universitas di Jakarta, yang berjumlah 126 kampus, anggota DPR, siswa SMU, buruh, dan petani," ujar aktivis 98 Adian Napitupulu, dalam keterangan pers di Jakarta, Minggu (15/6). Menurut dia, forum ini akan mengusung tiga agenda, yaitu kenaikan harga BBM, perebutan aset migas, dan penggulingan SBY-JK. Dia yakin, forum ini akan membawa perubahan di Indonesia. "Kalau enggak yakin, kita tidak akan membuat pertemuan ini," tambah Adian. Rangkaian acara pada 23 Juni akan diawali dengan diskusi terbuka dengan pembicara antara lain Eros Djarot, Bondan Gunawan, Ratna Sarumpaet, Fadjroel Rachman, dan Kwik Kian Gie. Sore harinya, diskusi dilanjutkan dengan orasi-orasi politik dari berbagai tokoh gerakan berbagai generasi. Pada 24 Juni, mereka akan mengambil langkah yang akan ditempuh untuk menghadapi peristiwa yang belakangan ini terjadi di Indonesia. "Apakah pertemuan memutuskan untuk kembali menduduki DPR seperti 1998, atau justru akan mengepung Istana selama berhari-hari atau apapun keputusannya, maka ribuan kepala aktivis itu yang akan putuskan, tentunya dengan kontrak nurani, tak pulang sebelum terjadinya perubahan!" jelasnya

Senin, 09 Juni 2008

Deklarasi SDI Kab. Lebak Banten

Deklarasi SDI Banten
Kabupaten Lebak - 20 Maret 2008

Pengurus DPD SDI Banten

Pengobatan Gratis

Pengurus SDI Kabupaten Lebak
Banten
Ketua: Siti Rosmawati Kurniawan
Wkl. Ketua: Hj. Mulyanah
Wkl Ketua: Siti Endah Listiani
Sekretaris: Nuke Apriyani
Sekretaris: Arik Andriyani, A.Md.Keb
Bendahara: Eli Oktariyani
Bendahara: Yeyen

Jumat, 06 Juni 2008

PENGETAHUAN

Joan of Arc (1412-1431) atau jeanne d'Arc , salah satu pahlawan agung Perancis yang menjadi pemersatu bangsanya - kala itu berada di bawah jajahan Inggris. Pada usianya yang ke-16 ia merasa 'mempunya misi' untuk memuluskan jalan Dauphin menjadi raja Perancis. Didukung dewan gereja dan kerajaan, ia memimpin sendiri sejumlah tentara dan memenangkan banyak pertempuran melawan Inggris. Tapi sejak menjadi raja (berkat Joan tentunya) , Dauphin (bergelar Charles VII) enggan melanjutkan peperangannya melawan penjajah. Joan tetap melanjutkan perjuangannya, sekalipun tanpa dukungan kerajaan, dan sekalipun ia "tahu" Dauphin kelak akan mengkhianatinya. Joan ditangkap menyusul persekongkolan yang juga melibatkan raja yang didukungnya, lalu dihukum bakar di usianya yang belum mencapai 20 tahun. "Dosa" yang membunuhnya adalah karena ia berpakaian seperti laki-laki dan memiliki keyakinan yang berbeda dengan keyakinan umum pada masa itu. Joan ditetapkan tak bersalah 25 tahun kemudian, bahkan diresmikan sebagai Santa 500 tahun sesudah kematiannya. Hari eksekusinya 30 Mei, sampai sekarang selalu dikenang sebagai hari peringatan untuknya. Kisahnya juga secara luas telah telah diabadikan dalam berbagai karya tulis dan karya seni kelas dunia.

Apa yang membuat gadis biasa dari desa Orleans ini istimewa ? Ia lahir pada jaman kegelapan dimana perempuan tak punya hak bicara, apalagi memilih jalan hidupnya sendiri. Tapi keyakinan Joan yang sangat kuat membuatnya memiliki pengaruh sangat kharismatik pada rakyat,raja, lebih-lebih tentara yang dipimpinnya. Pengaruhnya mampu menembus batas gender yang masih menjadi persoalan pada masa itu. Joan 'disingkirkan' karena kekuatan pengaruhnya dikhawatirkan akan menyaingi kekuasaan raja. Keindahan jalan hidup Joan yang sangat singkat ini terletak pada pilihannya yang tak biasa. Joan memilih keputusan yang membuatnya "cukup mati badan" saja. Tapi jiwanya , kisah hidupnya, pola pikirnya...hidup abadi.

Kisah Joan mengajarkan kepada kita, bahwa ketika pikiran dan daya kreatif kita menjelajah sejauh-jauhnya, demikian jauh sehingga mencapai suatu dimensi yang tak berstruktur dan tak terikat ruang dan waktu, acapkali hasilnya berupa insight yang melampaui tatanan baku pada jamannya. Tapi justru karena itulah sang penjelajah seperti ini bisa melahirkan alternatif dan solusi bagi lingkungan yang membutuhkan 'udara segar' . Dampak yang ditimbulkan dari 'udara segar' seperti ini bisa demikian revolusioner, juga bernilai universal, sehingga si penjelajah seperti ini sering dikenang dengan penuh rasa hormat sebagai sang pembaharu,sampai jauh sesudah masa hidupnya berlalu. Buahnya adalah Otoritas

Ibarat menabur benih, ketika daya kreatif seseorang menjelajah sejauh-jauhnya , yang tumbuh kemudian tak hanya kemantapan yang mendalam atas produk kreativitasnya . Tapi juga pengetahuan dan kemantapan pada diri sendiri, atau di sebut juga Jati Diri. Jati diri ini merupakan sumber energi yang besar yang kemudian mendesaknya untuk bertindak dan menyajikan karya terbaiknya.. Kehadirannya akan menjadi prototype yang berdaya magnet untuk mengilhami orang lain melakukan hal yang sama. Inilah hakekat dari otoritas. Otoritas bukanlah semacam kekuasaan untuk memaksakan kepatuhan. Otoritas adalah kekuatan mental yang memiliki pengaruh pada lingkungan.So seorang pemimpin pasti seorang pembaharu, pertama, yang ia perbaharui adalah pemahamannya atas diri sendiri, atas visi dan misi pribadinya. Kedua, disadari atau tidak, ia sekarang memiliki kualitas yang membuatnya bisa memperbarui lingkungan sekelilingnya.

Rabu, 28 Mei 2008

BERDESAKAN PUN JADILAH, YG PENTING KEBAGIAN PAKET SEMBAKO MURAH SDI

PEMIMPIN HARUS SETURUT UCAPAN DENGAN PERBUATAN ....

SBY dalam pidatonya mengatakan : “Tidak mudah menaikkan harga BBM, meskipun harga minyak terus melambung. Padahal subsidi untuk BBM sudah mencapai Rp 260 triliun...’
Senada dengan pernyataan mentri ESDM Purnomo Yusgiantoro menyatakan Pemerintah fokus pada penghematan subsidi BBM. Pemerintah sudah berkomitmen tidak akan menaikkan harga BBM bersubsidi setidaknya sampai 2009.

AGAKNYA Pemerintah perlu menghitung kembali berbagai dampak yang ditimbulkan, jika berencana menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM), sebagai respons terhadap terus melambungnya harga minyak dunia. Sebab, masih ada cara lain yang dapat ditempuh untuk menyelamatkan APBN dari tekanan membengkaknya subsidi BBM.( alasan kenaikan BBM didunia hingga 100 dolar/barel) mengingat kebijakan terdahulu saat harga minyak didunia 60 dollar/barel pemerintah sudah 2 kali menaikkan harga BBM hingga 120% lantas KEMANA saja hasil subsidi yang sudah dicabut dari rakyat itu ? kenyataan yang terjadi fakta dan kondisi masyarakat hingga hari ini menanggung beban dampak kenaikan harga harga disegala bidang, tentu saja kemiskinan menjadi jawaban dari kebijaksanaan kenaikan BBM tsb.
masalah minyak bukan saja masalah Indonesia, tetapi sudah menjadi masalah global yang harus disikapi secara bijaksana dan hati-hati. malaysia, korea, thailand dan singapura, tidak bisa semata mata dijadikan contoh sebagai negara yang dapat menjaga stabilitasnya meski ditengah gejolak harga minyak dunia, karena sejak awal mereka sudah menjaga stabilitas itu dengan memiliki kebijakan energi nasionalnya, sedangkan Indonesia hingga hari ini meski banyak orang pintar dan cerdas diatas sana yang mempunyai akses ekonomi nasional (Berkeley,CSIS, dll) tidak pernah berhasil menyusun kebijakan energi nasionalnya, akibatnya jalan pintas senantiasa dipilih dengan menaikkan bbm dengan argumentasi yang tidak singkron dengan aplikasi dilapangan, akibatnya dapat dirasakan masyarakat, stigma yang ada dibenak rakyat adalah BBM naik sama dengan Harga harga selangit... !.
' KETIKA ITU HARGA MINYAK MENTAH DUNIA BERKISAR 60 DOLAR/BAREL TOH PEMERINTAH BERKERAS MENAIKKAN BBM, SELANJUTNYA SETELAH KENAIKAN BBM TH 2005 YAITU SEBESAR 120 % (2X) TIDAK ADA LANGKAH NYATA YG MEMBUKTIKAN BAHWA PENCABUTAN SUBSIDI BBM ITU MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT, JUSTRU HARGA BARANG DAN SEMBAKO SEMAKIN MENINGKAT TIAP TAHUN HINGGA HARI INI, ...."
Haruskah BBM dinaikkan kembali, tanpa ada langkah kongkrit, mengamankan harga kebutuhan pokok dari permainan spekulan, pertanyaan yang perlu dijawab, apakah data tentang konsumsi pemakaian BBM BERSUBSIDI yang dihitung pemerintah itu valid adanya, apakah data itu termasuk juga data BBM yang dioplos dan diselundupkan ke luar negeri ? Setidaknya sebelum mengambil kebijakan menaikkan BBM, pemerintah masih bisa mensiasati APBN ada tiga opsi kebijakan yang bisa diambil pemerintah untuk mengatasi tekanan terhadap APBN. Pertama, meningkatkan penerimaan negara dari pajak ekspor pertambangan dan perkebunan dalam negeri yang saat ini ikut menikmati dampak kenaikan harga minyak tersebut. Kedua, merenegosiasi utang-utang luar negeri. Ketiga, melakukan efisiensi anggaran. DAN JANGAN LUPA sudah seharusnya pemerintah melepaskan diri dari pemain minyak ini yang ada dilingkaran pemerintah (konflik of interest)
masih banyak cara yang dapat menghindarkan diri dari kenaikan harga BBM
Seharusnya pemerintah perlu meningkatkan produksi minyak dalam negeri, setidaknya hingga 1,2 juta barel per hari. "Pada masa Pemerintahan Megawati, tahun 2004 Indonesia menghasilkan 1,2 juta barel per hari. Saat ini pemerintah hanya menghasilkan 910.000 barel per hari," pemerintah masih dapat mengupayakan alternatif lain. Sebagai negara anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), pemerintah bisa mendesak negara produsen minyak lainnya untuk turut meningkatkan produksi minyak nasionalnya. atau pernahkah kita berpikir jika OPEC ini tidak menghasilhan efek positif bagi Indonesia, jika benar tidak bermanfaat untuk apa kita bergabung didalam OPEC tersebut ? contohnya saja kenaikan harga minyak dunia saat ini didominasi faktor nonfundamental, yakni ulah para spekulan yang menikmati keuntungan dari kenaikan harga minyak .. ,

Bukankah tugas negara didalam PASAL 34 UUD 45 tentang kesejahteraan sosial terhadap rakyat harus diwujudkan yang hingga saat ini belum sepenuhnya dirasakan masyarakat.., jangan dianggap masyarakat sudah sejahtera dengan perekonomian saat ini, dimana pendapatan tetap dan pengeluaran terus meningkat, tidakkah Presiden ingin dikenang manis dan tidak gemar ingkar janji oleh rakyatnya sendiri ?..., salam